Kekasihmu, ia berhias di cermin senja itu
Mematut dirinya bergaun hijau merah ungu
Kau di sana
Ia cantik; dengan anting-anting itu
Ia menatapmu, kau tersipu
Ia kecup pipimu
Ia duduk, anggun, manis, menggoda
Raih jemarimu, kau meremas jemarinya, indah , ia tergugah
Bawa jemarimu menyentuh lembut kulitnya
Kalian bercinta
Dengan sekumpulan cerita yang ia punya
Tertumpah dari bibis tipisnya
Dengan taburan tawa ulahmu
Dengan kemanjaannya dalam tenangmu
Hingga mereka datang, rahasia itu
Menghantamnya, pecahkan cerminnya
Kerdil di antara manekin-manekin
Cinta bukanlah kesetiaan
Ia terpuruk
Cinta membangkitkan, itu katamu
Ia berharap, merajut yang terkoyak
Sendirian, ia lelah
Lubang-lubang kain itu
Ia membeku, kau diam
Ia pergi, kau merintih
Ia mati,
kau pun akan mati,
kalian mati
pada dua puluh lima februari
Thx Yisha 🙂
LikeLike
cinta
cintaku terbang, berlayar, menguap bersama angin
tiada asa untuk terus berkelahi
tak berani lagi untuk sekedar mengerti
hanya belajar menghidupi
menikmati dan mensyukuri
semoga lelah tiada pernah kembali
senyuman bocah-bocah yang menanti
keberanian tuk meniti
agar mengerti cinta itu tak pernah mati
LikeLike
wow.. msh tetap “elang botak” yg sama 🙂
LikeLike