Aku menatapmu yang terlelap di sisiku
Kulekatkan jemariku padamu, kau sambut dalam tidurmu
Lembut, selembut cintamu untukku
Aku menelusuri garis wajahmu
Bersama rembulan yang sinarimu
Pijar bintang melingkupimu
Kasihmu membungkus erat tubuhku
Kau, dalam salahmu, dalam haru maaf dan pengakuan
Luluhlantakkan dirimu, mengoyak jiwaku
Sepanjang waktu, amarah, tangisan, merobek-robek yang pernah ada,
Tak lagi indah segala yang pernah indah
Kau membisu dalam sesalmu, ku terbenam dalam lukaku
Mengapa harus ada noda,
Tak bisakah kau bantu hilangkan itu?
Perlahan, dalam pilu pandang bertemu
Kau raihku dalam pelukmu
Diiring percik air, siraman madu
Dalam hitungan detik tersisa
Kau dan aku berselimut cinta
Tiada tara, selamanya,
Trm ksh utk “like” nya, mas Cahya 🙂
LikeLike
Bagian ini yang mearik:
“Dalam hitungan detik tersisa
Kau dan aku berselimut cinta
Tiada tara, selamanya”
LikeLike
^.^ Knp bagian itu menarik buat mas Don-don?
LikeLike
weeew,, like this sist ^_^
GBU
LikeLike
tengkyu, Affi.
miss you, sist ^.^
LikeLike